SELAMAT DATANG DI BLOG RIDWAN SAPUTRA....
19.38

PENGETAHUAN MISTIK

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Mistik disebagian masyarakat tertentu masih menjadi pelengkap kehi upan. Namun, ada juga yg beranggapan mistik hanya menjadi sasaran empuk segala kemelut persoalan masyarakat Alih-alih, bernasib kurang mujur dan dicap kurang baik mistik selalu dicibirkan, hingga eksistentinya terancam pudar. Tapi tetap dipelihara.

sampai saat ini pengetahuan mistik kurang mendapat perhatian para ahli di perguruan tinggi. Padahal, pemahaman ini acapkali mendarah daging di masyarakat dan sangat nyata. Ketimbang ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis. Oleh sebab itu penulis membuat makalah ini dengan judul “ PENGETAHUAN MISTIK”

2. Tujuan Penulis

Adapun tujuan penulis adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Filsafat, selain itu juga ada beberapa tujuan diantaranya :

a. Mengetahui lebih jauh tentang pengetahuan mistik

b. Untuk menambah wawasan dan pengalaman kami sebagai mahasiswa/ i

3. Pembatasan masalah

Karena keterbatasan waktu, pikiran dan tenaga maka kami membatasi tentang Pengetahuan Mistik

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu studi literature

5. Sistematika penulisan

Sistematika penulsian yang kami lakukan terdiri dari :

Bab I. Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulis, Pembatasan masalah, Teknik pengumpulan data dan Sistematika penulisan

Bab II. Ontologi Pengetahuan Mistik, Epistemologi Pengetahuan Mistik dan aksiologi pengetahuan mistik.

Bab III. Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran

BAB II

PENGETAHUAN MISTIK

A. Ontologi Pengetahuan Mistik

1. Hakikat Pengetahuan Mistik

Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ( ajaran atau keyakinan) tentang tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner's Dictonery Of Current English, 1957:828)

Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.

2. Struktur Pengetahuan Mistik

Dilihat dari segi sifatnya kita membagi mistik menjadi dua, yaitu mistik biasa dan mistik magis.

Mistik biasa adalah mistik tanpa kekutan tertentu. Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik Magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik Magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Mistik Magis Putih dan Mistik Magis Hitam

Mistik Magis Putih dalam islam adalah contohnya ialah Mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan Mistik Magis Hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir.

Istilah Mistik Magis Putih dan Mistik Magis Hitam digunakan untuk sekedar membedakan kriterianya. Orang menganggap Mistik Magis Putih adalah mistik magis yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani dan Islam), sedangkan mistik magis hitam berasal dari luar agama itu. Dalam praketeknya keduanya memiliki kegiatan yang relatif sama, nyaris hanya nilai filsafatnya saja berbeda. Kesamaan itu terlihat dari mistik magis putih menggunakan wirid, do'a sedangkan mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi yang keduanya pada segi prakteknya sama.

Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih selalu berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Illahi sangat menentukan. Mistik magis hitam selalu dekat, bersandar dan bergantung pada kekutan setan dan roh jahat.

B. Epistemologi Pengetahuan Mistik

1. Objek Pengetahuan Mistik

Yang menjadi objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti Kebal, Debus, Pelet, Penggunaan Jin, Santet Dan Lain-Lain

2. Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik

Bagaimana pengetahuan mistik? Diatas sudah di dikatakan bahwa pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu.

3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik

Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tetkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur'an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, suatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, ya kepercayaan itulah yang menjadi kepercayaannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya

C. Aksiologi Pengetahuan Mistik

1. Kegunaan Pengetahuan Mistik

Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya.

Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sain dan filsafat.

Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain dierlukan atau berguna baig seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri. Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaanya untuk kejahatan.

Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam.

2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah

Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.

BAB. III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dalam makalah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, dan Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah juga tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.

B. Saran-saran

v Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku filsafat ilmu lainnya yang berkaitan dengan judul “PENGETAHUAN MISTIK

v Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami

v Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan kreatif

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji rasa syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Sholawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.

Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini.

Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin….!

Tangerang, …….2008

Ridwan. Sa

0 komentar: