..:Hidup Adalah Sebuah Pilihan:..
About Me
- Ridwan Saputra Al-Bantani
- Kata orang sich Ridwan itu orangnya baek, ganteng, pinter, humoris, tebar pesona, asyik di ajak ngobrol, bisa beradaptasi, keras kepala,g' mau kalah & suka ngerjain orang he, he, he ...........
Om Ridw@N. SA
Ridwan & Moey
07.07
ACARA LEPAS SAMBUT SERTA KENAIKAN SISWA RA, MD & MI NURUL ADZIM TAHUN PELAJARAN 2007-2008
Diposting oleh Ridwan Saputra Al-BantaniSedih sech sedih, baju gw jangan pake ngebersihin ingus donk, tp yang satu ni lebih lucu yang laen pada sedih eh dia enak-enakan ngupil di atas panggung he, he, he ............
Penampilan dari siswa Mi Nurul adzim mirip bidadari turun dari bus ja, eh salah dari kayangan, cory yachh.........
18.09
keris sajen
Selasa, 2008 Mei 13
pusaka BUNG KARNO
Kanjeng Kiai Lepet dan Kanjeng Kiai Lawi
Menurut panembahan Hardjonagoro, yg pernah menjadi penari istana Negara pada zaman Bung Karno, Presiden RI yang pertama itu pernah menerima pusaka dari Keraton Surakarta.
Selain pusaka berupa pedang Kanjeng Kiai Lepet dan Kanjeng Kiai Lawi, Bung Karno juga menerima seperangkat pusaka wayang kulit dari Keraton Surakarta bernama Kanjeng Kiai Kadung.
Pernah ketika Panembahan Hardjonagoro sedang menata kamar tidur Bung Karno, ia pernah melihat pusaka pedang pendek bersarung emas seperti biasa disandang Bung Karno dalam foto resmi.
Wayang-wayang Kanjeng Kiai Kadung mempunyai bentuk yang ekstra besar, hampir dua kali lipat ukurang wayang kulit yang dikenal sekarang.
Selain pusaka tosan aji (keris, tombak, pedang, dll), wayang kulit milik keraton yang disakralkan juga dipercaya sebagai pusaka yg penting.
Ketiga pusaka keraton Surakarta tsb selalu menyertai Bung Karno selama masa jayanya. Kemudian ketika Bung Karno kehilangan kekuasaannya sebagai Presiden Seumur Hidup, Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno atas kehendak sendiri mengembalikan pusaka-pusaka tsb ke keraton Surakarta.
Apakah Bung Karno yang dikenal berjiwa besar, mengembalikan pusaka-pusaka tsb karena menyadari bahwa Wahyu Kedaton yang memberinya kekuasaan tidak berada ditangannya lagi?
Tak ada jawaban pasti memang. Tapi yang jelas, mitos tentang pusaka2 keraton yang dianggap sebagai pembawa Wahyu Kedaton kepada seorang tokoh besar Bung Karno oleh banyak kalangan diyakini sebagai sebuah kebenaran.
Selain pusaka berupa pedang Kanjeng Kiai Lepet dan Kanjeng Kiai Lawi, Bung Karno juga menerima seperangkat pusaka wayang kulit dari Keraton Surakarta bernama Kanjeng Kiai Kadung.
Pernah ketika Panembahan Hardjonagoro sedang menata kamar tidur Bung Karno, ia pernah melihat pusaka pedang pendek bersarung emas seperti biasa disandang Bung Karno dalam foto resmi.
Wayang-wayang Kanjeng Kiai Kadung mempunyai bentuk yang ekstra besar, hampir dua kali lipat ukurang wayang kulit yang dikenal sekarang.
Selain pusaka tosan aji (keris, tombak, pedang, dll), wayang kulit milik keraton yang disakralkan juga dipercaya sebagai pusaka yg penting.
Ketiga pusaka keraton Surakarta tsb selalu menyertai Bung Karno selama masa jayanya. Kemudian ketika Bung Karno kehilangan kekuasaannya sebagai Presiden Seumur Hidup, Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno atas kehendak sendiri mengembalikan pusaka-pusaka tsb ke keraton Surakarta.
Apakah Bung Karno yang dikenal berjiwa besar, mengembalikan pusaka-pusaka tsb karena menyadari bahwa Wahyu Kedaton yang memberinya kekuasaan tidak berada ditangannya lagi?
Tak ada jawaban pasti memang. Tapi yang jelas, mitos tentang pusaka2 keraton yang dianggap sebagai pembawa Wahyu Kedaton kepada seorang tokoh besar Bung Karno oleh banyak kalangan diyakini sebagai sebuah kebenaran.
Biring wadon tombak pegangan Bung Karno
Tidak disangsikan lagi, bahwa Bung karno sangat dikagumi para kaum hawa pada zamannya. Dan karena itu, banyak yang meyakini, Bung Karno juga memiliki piandel penakluk.
Tombak yang berdapur (berbentuk) Biring Wadon, konon mempunyai tuah menambah daya tarik siempunya terhadap kaum perempuan.
Tombak yang bagian bawahnya seperti pinggul perempuan inilah yang kemudian sempat digunjingkan menjadi andalan Bung karno dalam urusan merebut hati perempuan.
Tombak yang berpamor junjung drajat tsb hadiah dari Maladi – mantan menteri penerangan pada jamannya.
Pamor Tombak Biring Wadon memang mirip dengan pamor Ujung Gunung, tapi bersusun atau sap-sapan. Diantara susunan itu ada sela, jadi memang dibuat oleh sang empu dengan maksud untuk peningkatan karier. Dari lurah jadi camat, naik jadi bupati kemudian gubernur, jadi menteri, dan seterusnya. Seolah drajatnya meningkat.
Tombak yang berdapur (berbentuk) Biring Wadon, konon mempunyai tuah menambah daya tarik siempunya terhadap kaum perempuan.
Tombak yang bagian bawahnya seperti pinggul perempuan inilah yang kemudian sempat digunjingkan menjadi andalan Bung karno dalam urusan merebut hati perempuan.
Tombak yang berpamor junjung drajat tsb hadiah dari Maladi – mantan menteri penerangan pada jamannya.
Pamor Tombak Biring Wadon memang mirip dengan pamor Ujung Gunung, tapi bersusun atau sap-sapan. Diantara susunan itu ada sela, jadi memang dibuat oleh sang empu dengan maksud untuk peningkatan karier. Dari lurah jadi camat, naik jadi bupati kemudian gubernur, jadi menteri, dan seterusnya. Seolah drajatnya meningkat.
senjata leluhur -perlu di lestarikan.PAGE-1
Langganan:
Postingan (Atom)